"Apabila Allah menolong kamu, tidak ada yang akan sanggup mengalahkan kamu dan menghinakan kamu. Maka siapakah yang akan menolongmu setelah pertolongan Allah??Dan kepada Allahlah orang yang beriman hendaknya bertawakal."
----------------------------------------------------------------------------------------

Kamis, 03 April 2008

MEMAKNAI BAHASA CINTA

Sebuah acara di stasiun radio swasta di Jogja pernah membahas tema tersebut dalam acara pembahasan pra dan pasca nikah beberapa tahun yang lalu, saat aku masih menjalani tahap profesiku. Kalau nggak salah ingat yang mengisi Kang Iip Wijayanto-ustadz cinta kata teman-temanku. Dalam acara tersebut pembicaraan lebih difokuskan pada bahasa cinta dalam rumah tangga.
Setiap orang memiliki bahasa cinta yang berbeda-beda. Otomatis ungkapan cinta yang diharapkannya juga berbeda antara orang satu dengan orang yang lain. Hadiah yang mahal, adalah hadiah yang cocok untuk orang yang bahasa cintanya bernilai materi. Bunga atau sebait puisi mungkin lebih cocok untuk orang dengan bahasa cinta romantis. Dilayani sepanjang hari- dari makan, mandi sampai mau tidur lagi-adalah bahasa cinta paling disuka oleh orang dengan bahasa cinta pelayanan. Sebaliknya orang yang bahasa cintanya kebersamaan yang paling diharapkannya adalah mengerjakan segala sesuatu selalu bersama-sama. Tapi bagi orang dengan bahasa cinta dukungan, kata-kata supportif adalah bahasa cinta yang akan membuatnya sanggup menghadapi apapun. Begitu kira-kira yang beliau sampaikan.
Seiring berjalannya waktu, berbagai pengalaman hidup dan cerita-cerita kehidupan orang-orang disekitarku mengajarkan banyak hal tentang kehidupan dan kebijaksanaan. Dan ternyata pengetahuan bahasa cinta juga sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam dunia rumah tangga seperti yang dahulu dibahas Kang Iip. Bayangkan saja maunya sih, bikin kejutan di hari istimewa seorang teman yang sudah lama tidak berjumpa. Kita pikir hadiah mahal kita akan membuatnya berbinar dengan cahaya girang. Sebaliknya, teman tersebut malah membayangkan akan ada kartu ucapan cantik, dengan kata-kata indah penuh barakah doa. Jika keduanya tidak memahami bahasa cinta, wah bisa gak nyaman tuh hari istimewanya.
Itu tentang persahabatan. Tapi yang lebih menyentuh adalah bahasa cinta Sang Pencipta kita.
Ada kisah yang bagiku mengajarkan begitu banyak pelajaran, disamping cerita hidupku sendiri. Enam tahun yang lalu saat dia mau masuk kuliah, yang kukenal adalah sesosok cengeng, manja, dan tidak tahan dengan yang namanya cobaan. Maklum semenjak kecilnya terbiasa dengan yang namanya ada, ada dan ada-bahkan cenderung dimanja. Istilahku-'tidak tahan banting' lah, walaupun ia terlahir sebagai anak pertama. Akan tetapi Alloh punya kehendak lain rupanya. Belum genap satu semester kuliah, ayahnya sebagai tulang punggung keluarga meninggal dunia setelah sebelumnya terserang kanker kolon. Harta benda sudah habis untuk pengobatan ayahnya. Ibunya seorang diri sudah tentu terseok-seok menanggung dua orang anak yang "baru mengenal dunia". Tetapi ternyata apa yang menimpanya adalah sebuah madrasah pendewasaan yang tiada ternilai harganya. Dia sendiri juga mengakui akan hal itu. Sosok yang dulu sering menangis di kosan saat tidak ada yang menemaninya mengerjakan tugas, yang memilih untuk tidak makan daripada harus beli makan sendirian (padahal warung makan hanya berjarak lima rumah dari kosan), sekarang sudah berbeda lho. Kedewasaan dan kebijaksanaanya jauh melampaui teman-temannya yang jalan hidupnya biasa-biasa saja. Subhanalloh...Jadi ingat dengan salah satu ayat cinta-Nya:

"....boleh jadi kalian menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, boleh jadi juga kalian membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu. Alloh lebih mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."

Itulah bahasa cinta. Bagaimanapun pencipta kita tentu paling memahami bahasa cinta dari masing-masing makhluknya. Cobaan bisa jadi mengenalkan kita pada orang yang menjadi jalan kita mengenal cinta-Nya. Karena mungkin menurut Alloh itulah cara paling tepat bagi kita untuk mengenal cinta-Nya. Dan kalau kita sering melihat jalan hidup teman kita kok enak-enak saja, berbeda dengan jalan hidup kita ? Ya berarti memang bahasa cinta kita berbeda dengan dia. So Alloh juga akan memperlakukan kita dengan bahasa yang berbeda. Walaupun intinya sama-Ia mencintai kita.
Sebuah kalimat bijak sempat kusarikan dari bukunya Irfan Toni Herlambang dalam karyanya "Kekuatan Cinta". Kata motivator untuk anda yang merasa sedang mendapat cobaan, atau ketika kenyataan tidak sesuai dengan yang kita rencanakan.

" Ketika Alloh membentuk kita, tidaklah menyenangkan. Sakit dan banyak air mata. Tapi itu adalah cara untuk merubah kita agar memancarkan kemuliaan-Nya. Anggaplah kebahagiaan jika kamu diberi cobaan. Karena ujian menghasilkan ketekunan. Dan biarkan ketekunan itu menjadikan kamu sempurna, utuh dan berkecukupan..."

Percayalah tidak ada yang sia-sia dalam setiap ciptaan-Nya. Perjalanan hidup kita adalah mahakarya sempurna yang dirancang dengan begitu sempurna oleh Sang Maha Sempurna. Hikmah selalu ada jika kita mau menyadarinya. Wallohua'lam....